The Beginning

09:06 0 Comments

Perkenalkan, kami Cozora, sekumpulan orang yang peduli akan pendidikan. Kami berkumpul untuk menciptakan sebuah startup teknologi yang bergerak di bidang pendidikan. Ini adalah awal dari perjalanan kami untuk bisa bermanfaat bagi masyarakat Indonesia dan dunia. Jumat, 8 Mei 2015 adalah awal pertama website kami memasuki tahap percobaan dan bisa diakses oleh orang lain. Untuk mencapai titik ini, banyak hal yang harus kami lewati. Lalu, jika ditanya siapakah kami? Apa yang kami buat? Fitur apa saja yang akan ada di website kami? Bagaimana revenue model kami? Kami sendiri masih belum bisa menjawabnya. Kami sendiri masih dalam perjalanan untuk bisa menjawab hal-hal tersebut. Namun, tentu dalam sebuah perjalanan terdapat alasan mengapa kami memulai perjalanan ini. Tentu dalam sebuah perjalanan terdapat tempat tujuan yang ingin kami raih. Di sini, kami ingin bercerita tentang itu.

START WITH THE PROBLEM
Jika kami ditanya, masalah apa yang ingin kami selesaikan?

kami bisa berbicara mengenai masalah kualitas pendidikan di Indonesia yang tidak merata, masalah persiapan SDM Indonesia untuk menghadapi ASEAN ECONOMIC COMMUNITY, dan masalah-masalah besar lainnya. Semua hal-hal tersebut benar adanya, namun apakah itu benar-benar masalah yang dirasakan masyarakat? Sepertinya kurang tepat. Kenapa? Karena yang sadar masalah tersebut hanyalah pemerintah. Karena jika kita bertanya pada tiap personal, maka kecil sekali kemungkinan mereka menjawab salah satu hal tersebut sebagai masalah mereka. Lalu,  masalah apa yang sebenarnya ingin kami selesaikan? Sebelum menjawab hal tersebut, mari kita coba melihat beberapa contoh perusahaan lain:

Facebook awalnya hanya merupakan social media yang diperuntukkan untuk mahasiswa di suatu universitas saja. Saat itu, Facebook bukan pemain pertama di ranah social media, sudah terdapat Friendster dan MySpace yang saat itu juga sudah cukup terkenal. Jika dilihat, saat itu, sebenarnya pengembangan Facebook bukanlah suatu hal yang urgent untuk menyelesaikan masalah tertentu. Namun, Facebook dengan mimpinya menghubungkan semua orang berhasil melampaui saingan-saingannya. 

AirBnB bermula saat melihat kebutuhan tinggi orang-orang luar kota yang ingin menginap, serta melihat kondisi tempat tinggal mereka yang mereka sadari masih memiliki ruangan lebih untuk ditinggali. Awalnya, produk yang ditawarkan AirBnB tidaklah masuk akal, yaitu menyewakan tempat tinggal sendiri, membuat pemilik rumah untuk tinggal bersama "stranger" (orang luar dan tidak dikenal sebelumnya). Tentu, banyak orang yang awalnya pesimis dengan solusi ini. Namun akhirnya, AirBnB berhasil membuktikan bahwa solusinya tersebut possible untuk diterapkan.

Melihat kedua perusahaan tersebut, sebenarnya masalah yang ingin mereka selesaikan, pada awalnya bukanlah masalah besar yang dirasakan oleh setiap target user mereka. Media bersosialisasi di dunia maya telah ada, dan sebenarnya, tidak banyak orang saat itu yang sadar bahwa bersosialisasi di dunia maya itu merupakan hal yang penting ataupun urgent, tapi Facebook melihat ini sebagai suatu masalah yang ingin mereka selesaikan.

Begitu pula dengan ide bahwa kamar kosong di rumah kita itu seharusnya bisa dimanfaatkan sebagai tempat menginap orang lain. Kamar kosong yang kita miliki tidak kita rasakan sebagai suatu masalah. Namun AirBnB melihat ini sebagai suatu masalah yang ingin mereka selesiakan.

Dari contoh kedua perusahaan tersebut, kami menyadari bahwa: these companies have existed not only to solve problems, but also to change behaviour.

VISION: To Change Behaviour
Facebook berhasil mengubah pola hidup manusia yang tadinya terpisah, menjadi saling terhubung tiap saat, membawa proses sosialisasi manusia sehingga dapat dilakukan kapanpun dan dimanapun.

AirBnB berhasil mengubah persepsi bahwa tinggal bersama "stranger" itu berbahaya. Mereka berhasil membuktikan bahwa sebenarnya menyewakan tempat tinggal kita ke orang lain itu menyenangkan dan bisa membuka peluang antara pemilik rumah dan orang yang menginap untuk saling mengenal dan berbagi cerita.

Mark Zuckerberg pernah mengatakan:
"Do something that’s fundamental. A lot of companies I see are operating on small problems. It’s cool to want to be an entrepreneur. The problem is trying to build a company that solves a tangible problem. The most interesting thing is to operate on something fundamental on how humans (live). It was fundamental for me. I feel this need really acutely. I wanted this."

............................

Jika kami ditanya, masalah apa yang ingin kami selesaikan?
Kami memiliki beberapa analisis masalah yang dapat kami sampaikan. Namun, sebenarnya, tujuan akhir kami bukan sekedar menyelesaikan masalah. We want to change behavior. Kami ingin agar setiap orang dapat merasakan bahwa belajar merupakan suatu proses yang menyenangkan. Kami ingin agar mereka tidak lagi belajar hanya karena tuntutan keluarga ataupun masyarakat. Kami ingin agar mereka belajar karena memang mereka merasa butuh akan ilmu. Kami ingin proses belajar tidak hanya berlangsung di sekolah, namun menjadi kegiatan yang biasa dilakukan tiap saat, terus menerus. Kami ingin berbagi ilmu menjadi sebuah tren yang lebih sering orang lakukan dibanding berbagi foto ataupun berbagi pendapat.

Because we are here, not to make the world a better place ..
We are here, to make human a better being ..

~ Riza Herzego Nida Fathan, Co-Founder Cozora

Unknown

Some say he’s half man half fish, others say he’s more of a seventy/thirty split. Either way he’s a fishy bastard.

0 comments: