The Beginning
Perkenalkan, kami Cozora, sekumpulan orang yang peduli akan
pendidikan. Kami berkumpul untuk menciptakan sebuah startup teknologi
yang bergerak di bidang pendidikan. Ini adalah awal dari perjalanan kami
untuk bisa bermanfaat bagi masyarakat Indonesia dan dunia. Jumat, 8 Mei
2015 adalah awal pertama website kami memasuki tahap percobaan dan bisa
diakses oleh orang lain. Untuk mencapai titik ini, banyak hal yang
harus kami lewati. Lalu, jika ditanya siapakah kami? Apa yang kami buat?
Fitur apa saja yang akan ada di website kami? Bagaimana revenue model
kami? Kami sendiri masih belum bisa menjawabnya. Kami sendiri masih
dalam perjalanan untuk bisa menjawab hal-hal tersebut. Namun, tentu
dalam sebuah perjalanan terdapat alasan mengapa kami memulai perjalanan
ini. Tentu dalam sebuah perjalanan terdapat tempat tujuan yang ingin
kami raih. Di sini, kami ingin bercerita tentang itu.
START WITH THE PROBLEM
Jika kami ditanya, masalah apa yang ingin kami selesaikan?
kami
bisa berbicara mengenai masalah kualitas pendidikan di Indonesia yang
tidak merata, masalah persiapan SDM Indonesia untuk menghadapi ASEAN
ECONOMIC COMMUNITY, dan masalah-masalah besar lainnya. Semua hal-hal
tersebut benar adanya, namun apakah itu benar-benar masalah yang
dirasakan masyarakat? Sepertinya kurang tepat. Kenapa? Karena yang sadar
masalah tersebut hanyalah pemerintah. Karena jika kita bertanya pada
tiap personal, maka kecil sekali kemungkinan mereka menjawab salah satu
hal tersebut sebagai masalah mereka. Lalu, masalah apa yang sebenarnya
ingin kami selesaikan? Sebelum menjawab hal tersebut, mari kita coba
melihat beberapa contoh perusahaan lain:
Facebook
awalnya hanya merupakan social media yang diperuntukkan untuk mahasiswa
di suatu universitas saja. Saat itu, Facebook bukan pemain pertama di
ranah social media, sudah terdapat Friendster dan MySpace yang saat itu
juga sudah cukup terkenal. Jika dilihat, saat itu, sebenarnya
pengembangan Facebook bukanlah suatu hal yang urgent untuk menyelesaikan
masalah tertentu. Namun, Facebook dengan mimpinya menghubungkan semua
orang berhasil melampaui saingan-saingannya.
AirBnB
bermula saat melihat kebutuhan tinggi orang-orang luar kota yang ingin
menginap, serta melihat kondisi tempat tinggal mereka yang mereka sadari
masih memiliki ruangan lebih untuk ditinggali. Awalnya, produk yang
ditawarkan AirBnB tidaklah masuk akal, yaitu menyewakan tempat tinggal
sendiri, membuat pemilik rumah untuk tinggal bersama "stranger" (orang
luar dan tidak dikenal sebelumnya). Tentu, banyak orang yang awalnya
pesimis dengan solusi ini. Namun akhirnya, AirBnB berhasil membuktikan
bahwa solusinya tersebut possible untuk diterapkan.
Melihat
kedua perusahaan tersebut, sebenarnya masalah yang ingin mereka
selesaikan, pada awalnya bukanlah masalah besar yang dirasakan oleh
setiap target user mereka. Media bersosialisasi di dunia maya telah ada,
dan sebenarnya, tidak banyak orang saat itu yang sadar bahwa
bersosialisasi di dunia maya itu merupakan hal yang penting ataupun
urgent, tapi Facebook melihat ini sebagai suatu masalah yang ingin
mereka selesaikan.
Begitu
pula dengan ide bahwa kamar kosong di rumah kita itu seharusnya bisa
dimanfaatkan sebagai tempat menginap orang lain. Kamar kosong yang kita
miliki tidak kita rasakan sebagai suatu masalah. Namun AirBnB melihat
ini sebagai suatu masalah yang ingin mereka selesiakan.
Dari contoh kedua perusahaan tersebut, kami menyadari bahwa: these companies have existed not only to solve problems, but also to change behaviour.
VISION: To Change Behaviour
Facebook
berhasil mengubah pola hidup manusia yang tadinya terpisah, menjadi
saling terhubung tiap saat, membawa proses sosialisasi manusia sehingga
dapat dilakukan kapanpun dan dimanapun.
AirBnB
berhasil mengubah persepsi bahwa tinggal bersama "stranger" itu
berbahaya. Mereka berhasil membuktikan bahwa sebenarnya menyewakan
tempat tinggal kita ke orang lain itu menyenangkan dan bisa membuka
peluang antara pemilik rumah dan orang yang menginap untuk saling
mengenal dan berbagi cerita.
Mark Zuckerberg pernah mengatakan:
"Do something that’s fundamental.
A lot of companies I see are operating on small problems. It’s cool to
want to be an entrepreneur. The problem is trying to build a company
that solves a tangible problem. The most interesting thing is to operate on something fundamental on how humans (live). It was fundamental for me. I feel this need really acutely. I wanted this."
............................
Jika kami ditanya, masalah apa yang ingin kami selesaikan?
Kami
memiliki beberapa analisis masalah yang dapat kami sampaikan. Namun,
sebenarnya, tujuan akhir kami bukan sekedar menyelesaikan masalah. We want to change behavior.
Kami ingin agar setiap orang dapat merasakan bahwa belajar merupakan
suatu proses yang menyenangkan. Kami ingin agar mereka tidak lagi
belajar hanya karena tuntutan keluarga ataupun masyarakat. Kami ingin
agar mereka belajar karena memang mereka merasa butuh akan ilmu. Kami
ingin proses belajar tidak hanya berlangsung di sekolah, namun menjadi
kegiatan yang biasa dilakukan tiap saat, terus menerus. Kami ingin
berbagi ilmu menjadi sebuah tren yang lebih sering orang lakukan
dibanding berbagi foto ataupun berbagi pendapat.
Because we are here, not to make the world a better place ..
We are here, to make human a better being ..
~ Riza Herzego Nida Fathan, Co-Founder Cozora
0 comments: